About

Jumat, 04 Maret 2011

Bapakku bertanya ttg SIPILIS: Sekularis, Pluralis, dan Liberalis

Waktu itu Bapak saya sedang menonton berita di TV bersama saya. Dan berita yang lagi hangat-hangatnya adalah tentang penyerangan Ahmadiyah di Cikeusik. Kemudian bapa bertanya kepada saya. Namun, Bapa saya tidak bertanya tentang berita Ahmadiyah itu, akan tetapi yang dia tanyakan kepada saya adalah tentang Ulil Abshar Abdala, yang kebetulan waktu itu menjadi nara sumbernya.
“Ris ari eta naon JIL teh? Kalo diterjemahin “ Ris kalau JIL itu apa?” kebetulan dibawah nama Ulil Abshar Abdala di TV tertulis Jaringan Islam Liberal.
Pertanyaan yang simple namun mewakili orang tua yang kritis. Maklumlah namanya juga orang tua karena keterbatasan ilmunya, namun rasa ingin tahunya masih tetap ada.
Kemudian saya jawab,” itu pa JIL teh Jaringan Islam Liberal temannya Pluralisme dan Sekularisme. Bapak saya makin ga mengerti dengan ucapan saya..hehe. kemudian saya menjelaskan arti ketiga kata SIPILIS: Sekularis, Pluralis, dan Liberalis tersebut dengan ilmu yang saya pahami.
Gini pa.. Liberalisme yang saya tahu adalah pemikiran dan pemahaman Islam hanya menggunakan pikiran manusia secara bebas, bukan pemikiran yang dilandaskan pada ajaran Islam. Yang diketuai oleh si Ulil itu pa… Sedangkan Sekularisme merupakan suatu paham yang menganggap bahwa agama hanya mengatur masalah individu dengan Allah semata, padahal agama tidak hanya melulu soal ibadah, akan tetapi akhlak, sosial serta politik pun ada didalamnya. Dan yang terakhir Pluralisme yaitu sebuah teologi/ajaran yang mengajarkan bahwa agama sama dan bersifat relatif serta mengharamkan “Truth Claim” (meyakini bahwa agama Islam yang benar), sangat bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri.
“Oh bapa ngerti sekarang, sambil menganggukan kepalanya. kalo tidak salah tokohnya Pluralisme si Gusdur ya”…yap betul banget pa..hehe.
Sebenarnya bapa saya sudah tahu dan tidak asing lagi dengan ketiga Istilah-istilah tersebut. Namun sayang tidak tahu artinya saja. Mungkin bapa saya salah satu diantaranya banyaknya orang tua yang terkadang tidak mengerti maksud dari kata-kata atau istilah yang sering mereka tonton di berita. Karena terkadang para nara sumber adalah orang-orang intelek yang ahli dibidangnya. Yang suka menggunakan kata/ istilah yang ilmiah.

2 komentar:

  1. banyak2 mbaca ya mas. biar pinter dan toleransi tinggi sama sekitar. biar masuk surga sampeyan ini. :)

    BalasHapus
  2. tulisan yang bagus, kisah kita sama rupanya..

    BalasHapus