Banyak orang beranggapan bahwa mahasiswa adalah sekumpulan manusia yang berperan sebagai “agent of the change” yaitu sebagai agen pelopor pembawa perubahan bagi suatu negeri, sejarah mencatat perubahan-perubahan yang terjadi di negeri ini tidak pernah terlepas dari peran mahasiswa yang selalu mengontrol jalannya roda pemerintahan dan membawa harapan baru, jika para pemimpin negeri sudah melenceng dan keluar dari jalurnya maka mahasiswa akan turun kejalan untuk menuntut perubahan agar kembali ke tracknya. Turunnya mahasiswa kejalan merupakan indikasi bahwa telah terjadi ketidakseimbangan antara kebijakan pemerintah dan aspirasi rakyatnya.
Mahasiswa dapat digambarkan sebagai koboi yang turun gunung untuk membasmi kejahatan kemudian hilang entah kemana, ketika terjadi chaos dan konflik kepentingan pemerintah dan rakyat, mahasiswa akan muncul sebagai mediator dan ujung tombak memperjuangkan hak-hak rakyat, memang tidak dipungkiri bahwa ada beberapa pihak yang memboncengi demontrasi mahasiswa akan tetapi pada dasarnya turunnya mahasiswa ke jalan adalah bentuk reaksi spontanitas dari anak-anak bangsa yang melihat adanya celah kesenjangan dan menginginkan terjadinya keseimbangan lagi
Sang waktu mencatat banyak kisah kepahlawanan mahasiswa dalam merintis suatu perubahan, dari mulai ikrar sumpah pemuda dimana dihasilkan suatu komitmen bersama untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, peristiwa rengas dengklok dimana terjadi penculikan bung karno oleh golongan muda untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia agar Indonesia dapat menjadi suatu Negara yang berdaulat, demontrasi besar-besaran di istana Negara untuk menentang kebijakan Soekarno yang dinilai memberi peluang tumbuhnya komunis dan terlalu memproteksi PKI, peristiwa malari (malapetaka lima belas januari) yang memperbolehkan produk-produk jepang masuk ke Indonesia sehingga dikhawatirkan akan mematikan usaha menengah kebawah, peristiwa krisis moneter yang menerpa negara2 asia termasuk Indonesia yang berakibat lepasnya tongkat kekuasaan soeharto, isu disintegrasi bangsa masa pemerintahan gusdur, hingga kenaikan BBM pada masa pemerintah Megawati dan SBY.
Dalam pandangan orang awam, mahasiswa merupakan orang yang kritis dan terpelajar akan tetapi kenyataannya mahasiswa kadang jauh dari kesan itu, dalam lingkungan kampus kita dapat melihat ada ribuan mahasiswa yang mempunyai tipe yang berbeda, umumnya ada 5 tipe mahasiswa, yaitu :
Mahasiswa apatis, ciri mahasiswa ini adalah rajin belajar, rajin masuk kelas hingga gak heran kalo prestasi akademiknya gak malu-maluin amat, tapi kurang peka terhadap kegiatan sosial, yang ada dalam pikirannya bagaimana caranya agar bisa cepat kuliah dan mendapat IPK di atas 3.
Mahasiswa modis, mahasiswa tipe ini menganggap bahwa kuliah tidak lebih dari sekedar prestise ato gengsi dan kampus sebagai tempat mejeng , umumnya mahasiswa ini lebih mementingkan penampilan beserta atributnya seperti hp model terbaru, pakaian necis, gaya rambut kaya artis ato pemain band dan sebagainya.
Mahasiswa radikal, ciri mahasiswa model ini adalah vocal, kritis, ektrim, skiptis dan suka berorganisasi, lebih mementingkan kegiatan organisasi daripada mengikuti perkuliahan sehingga tidak jarang kuliah terhambat karena terlalu aktif di kegiatan ekstrakurikuler.
Mahasiswa pekerja, yaitu mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, semua ini dilakukan karena keterbatasan financial sehingga untuk menyelesaikan kuliah harus sambil bekerja.
Mahasiswa ideal, yaitu mahasiswa yang aktif berorganisasi tapi tetap mempunyai nilai bagus di perkuliahan. Motifnya hanya dalam rangka pembelajaran, dan belajar dapat dilakukan dimana saja, dalam kelas maupun di luar perkuliahan.
Umumnya masyarakat memandang semua mahasiswa seperti tipe mahasiswa ideal, padahal mahasiswa tipe ini merupakan golongan minoritas dari keseluruhan mahasiswa yang ada.
Bagaimanapun juga mahasiswa merupakan bagian dari rakyat jadi hakekatnya mahasiswa tidak bisa terpisah dari rakyat, karena adanya dunia pendidikan sehingga muncul kelas mahasiswa tapi semua itu jangan menimbulkan dikotomi opini antara mahasiswa dan rakyat. Jadilah mahasiswa yang menyatu dengan rakyat yang memperjuangkan hak-haknya untuk diperhatikan, jangan menjadi penindas baru bagi rakyat yang mengharapkan munculnya pemimpin yang tangguh dan mengayomi rakyatnya, jangan menjadi mahasiswa yang brutal dan anarkis karena semua itu hanya akan mencoreng image mahasiswa yang kritis dan terpelajar, jangan menggunakan ilmu yang didapat untuk membodohi rakyat tapi gunakan untuk kemashalatan ummat, jangan menjadi mahasiswa yang apatis terhadap lingkungan sekitar karena toh akhirnya kita akan kembali lagi ke masyarakat….
HIDUP MAHASISWA INDONESIA.
*kak Rosse
Tidak ada komentar:
Posting Komentar