"Untuk kebaikanmu tentunya,"
suara itu terdengar dari belakangku. Aku tergagap dan buru-buru kupalingkan kepala ke belakang. Utk sesaat aku spt tak mengerti apa yg terjadi. Seolah aku br sadar dan br keluar dr lorong yg menelikungku, yg menangkupku dlm genggamannya.
Kupandangi komputerku yg msh menyala, ada kalimat demi kalimat dsana. Klmt yg tertuang pnjang stlah mengikuti relung imajinasiku. Dari komputer kupandangi sosok dbelakangku.
Ayah, ya, sosok ayahku yg sedang tersenyum.
"jadi menurut ayah aku hars melakukanny, walau itu trs berat bgku?"
Ayah mengangguk, memegang pundakku. "ya, km hrs melakukannya, ris. Kalau km memang ingin keluar dr semua mslh ini. Mulailah saat ini dan jgn menunggu esok. Insya Allah, asal niatmu memang lurus dijalanNya."
Kulihat ayah tersenyum. Lalu meninggalkan kamarku, menuju kamarnya. Kembali kupandangi komputer yg masih menyala.
_kala itu_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar