About

Kamis, 19 Maret 2020

Kapan dan Mengapa kita Harus Bersyukur

            


Oleh: Ema Rahmalia
Bersyukur adalah ibadah tertinggi. Tasyakur adalah mengucapkan terima kasih, sebuah apresiasi, dan merupakan bentuk pekerjaan hati. Bersyukur secara substansial adalah memanfaatkan pemberian dari Allah. Dan mengingkari nikmat Allah atau Kufur nikmat  merupakan kejahatan, besar, mengingkari pemberian dari Allah adalah dosa besar. Dan oleh Allah orang tersebut disebut Kafir. Dan akan mendapatkan hukuman dari Allah. Bahkan di dunia pun orang yang tidak bersyukur akan di hukum oleh Allah dengan penderitaan-penderitaan di dunia.

Orang yang tidak bersyukur adalah orang yang paling menderita di dunia ini, mereka akan selalu merasa kecewa, penuh dengan kesedihan,  seumur hidup berkeluh kesah kurang ini kurang itu. Sedikit sekali orang yang bersyukur.

Metode bersyukur yang benar ada Empat, cara yang pertama yaitu: Bersyukur itu adalah satu dipakai untuk ibadah yang benar. Cara yang kedua yaitu: untuk menolong orang susah. Cara yang ke tiga kita harus mengakui bahwa segalanya adalah pemberian dari Allah.

Mengakui pemberian dari Allah adalah sulit sekali, karena seringkali kita merasa semuanya adalah hasil kerja keras kita, dan jarang sekali yang mengatakan ini adalah anugerah dari Allah, Pemberian dari Allah. Tanpa kekuatan dari Allah sulit sekali kita untuk bersyukur.

Oleh karenanya Nabi Sulaiman sendiri sampai berdoa untuk dikokohkan hatinya dan dikuatkan batinnya agar senantiasa menjadi hamba yang bersyukur dalam Quran Surat An-Naml ayat 19 surat ke 27 :
“Wahai Tuhanku, Ilhamkanlah aku supaya aku tetap mensyukuri nikmat yang engkau karuniakan kepadaku dan ibu bapakku dan supaya aku tetap melakukan amal soleh yang engkau ridhoi dan masukannlah aku dalam golongan hamba-hambaMU yang soleh dengan RahmatMU.  

Persoalannya adalah Akal kita masih terbelenggu oleh materi oleh hukum kausalita sehingga kita masih berpikir kalau jika ingin bekerja keras maka kita harus usaha sendiri. Logika manusia tidak menerima bahwa Allah memberikan semuanya. Yang menolak adalah otak kita sendiri? Gimana caranya Allah bikin motor dan lain sebagainya? Dan pemikiran seperti itu adalah bencana buat kita.
Perjalanan panjang menuju mencintai Allah, bagaimana kita mau mencintai Allah? Mengenal Allah?   jika kita masih tidak merasa diberi oleh Allah.

Kita bersujud setiap hari tapi Allah tidak pernah masuk ke dalam hati kita. Yang kita sembah adalah huruf alif lam lam ha…yang kita sembah adalah huruf  bukan Dzat Nya. Dan Gadak gedek dzikirmu tidak akan Allah bayar,  yang Allah akan bayar adalah kerinduan dalam hatimu kesyahduan menunjukan kesedihannya ketika menghadap Allah meminta pertolonganNya bersyukur atas Nikmat dan karunianya. Bersyukur kita di beri wujud dan lahir ke dunia ini.

Cara keempat adalah berdoa, berdoa adalah bersyukur. Segala macam berdoa dibaca, Qunut dibaca ketika ditanya artinya? Tidak ada yg paham! Disitulah letak persoalannya. Sekalipun sholatmu, puasamu, hajimu segala kebaikan yang kamu lakukan itu adalah awal bencana buatmu. Ketika semua ibadahmu itu hanya sebuah seremoni semata. Hatimu sebenarnya tidak mengingat Allah sama sekali. Kau jawab kenikmatan Allah dengan kemaksiatan-kemaksiatan mu itu, kenikmatannya bukan untuk ibadah namun untuk menistakan orang lain dan menghinakan fakir miskin. Dan akhirnya semua tugasnya kembalinya bukan kepada Allah tapi kepada selain Allah yaitu untuk atasan, mertua, pejabat dan lain sebagainya. Kedustaan dan kemunafikan sudah lengket  pada setiap gerak dan diam mu. Diamnya munafik geraknya munafik, siangnya munafik malamnya munafik. Setan sudah mampu menyelewengkan kamu. Setan sudah berhasil memolesmu, merias kedustaanmu. Perbuatan burukmu dirias sedemikian rupa sehingga terlihat baik dan cantik. Bahkan ketika sholatpun kamu berdusta. Mulutmu mengatakan Allahu Akbar tapi di hatimu ada ribuan Tuhan. Apapun yang kau andalkan itulah TuhanMu, uangmu, atasanmu, mertuamu, bahkan ilmu mu, kyaimu. Engkau merasa bangga.  Apapun yg kau andalkan, banggakan, dan puja puja itulah Tuhan Mu.

Semua orang pasti percaya akan Tuhan, tapi setelah percaya, sedikit yang sadar bahwa yang memberi makan dia adalah Tuhan. Bahwa semua yang dia terima adalah dari Allah. Ketika orang berpikir semua pemberiannya bukan dari Allah maka cenderuang orang tersebut akan Medit. Apalagi ketika merasa bahwa semua adalah atas jerih payahnya maka semakin medit lah orang itu.

Secara Subtansial inti bersyukur adalah soal rezeki, yaitu rezeki berupa kesempatan untuk hidup di dunia ini. Itu yang paling utama yang paling harus kita syukuri.

Allah tidak pernah hadir kok dalam hati manusia selama ini, dipikirnya hujan turun sendiri, mata merem sendiri, buang hajat keluar sendiri. Tapi anehnya ketika kita hampir tenggelam di kapal akhirnya kita meminta pertolongan Allah, mengingat Allah. Mengingat Allah itu tidak bisa sekali kali ketika kita dalam kesusahan saja. Tetapi harus setiap waktu, karena ketika kita tidak mengingat Allah, pikiran kita di sambar oleh setan.

Oleh karena itu Allah memberikan penyakit, ujian dan cobaan adalah untuk mengingatkan kita. Inilah kata kuncinya, dari pada kita diingatkan oleh Allah dengan penyakit. Mending kita nya aja yang terus mengingat Allah. Kalau kita selalu ingat Allah, Allah tidak harus mengingatkan kita.

Ketika kita mensyukuri nikmat itu berasal dari Allah, maka kadar kenikmatannya akan ditinggikan oleh Allah, beda dengan kadar rasa kenikmatan jika merasa bukan dari Allah misalnya merasa dari diri sendiri, atau ujug-ujug datang. Kata kuncinya adalah Kesadaran ketika bersyukur maka akan terasa nikmat.

Puncak kebahagiaan adalah ketika kita bersyukur. Bersyukur dalam kesadaran stabilitas bahwa segala sesuatuNya adalah pemberian dari Allah maka akan terasa nikmat.

Logikanya adalah Ketika kita makan sate dengan mata tertutup dan mata terbuka mana yg lebih nikmat? Tentu saja dengan mata terbuka. Atau ketika kita makan sate tapi pikiran kita mikirin hutang? Apa masih nikmat? Jadi intinya adalah keasadaran ketika menikmati Rezeki tersebut, kita melihat, kita berpikir dan kita merasakan secara sadar bahwa semua itu dari Allah.

Rezeki itu adalah yang bisa dinikmati, kalau yang tidak bisa dinikmati ya namanya bukan rezeki. Jadi intinya adalah nikmatnya berkahnya. Berapa banyak orang kaya yang tidak bisa menikmati kekayaannya karena misalnya dia diabetes, darah tinggi sehingga tidak bisa makan apapun. Atau tidak mempunyai waktu untuk menikmati kekayaannya karena sibuk, makan aja di telen langsung,  isteri cantiknya pun dianggurin.

Puncak kenikmatan  adalah ketika kita mensyukuri nikmat itu.
Jadi yang Allah harapkan adalah penghargaan kita terhadap sang pemberi rasa syukur itu, Allah tidak butuh sedekah kita.

Daftar Pustaka

Kitab fatur Rabbani ( Syech Abdul Qodir Jaelani)
Tafsir kitab fi dhilalil Qur'an ( Sayyid Qhutub)
Al Qur'an Kementerian Agama RI
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar