Caraku Mencintaimu karenaNya…
Bisa jadi sebuah harpan pernah terbesit di hatimu sehingga mungkin engkau akan merasa gundah ketika aku tidak pernah meminta meminangmu padahal, bisa saja aku lakukan itu agar hatimu senang, namun aku sadar bahwa aku belum siap, maka aku redamkan lidah ini untuk menyatakannya didalam diam.
Mungkin engkau akan datang memintaku agar kamu menantiku. Padahal aku mampu mengizinkan permintaanmu. Namun, apakah kamu tidak merasa sakit ketika suatu saat jodohku adalah bukan dirimu? Bukankah usahamu untuk bersamaku dengan cara menantiku adalah sia-sia.
Atau mungkin saja engkau akan merasa gelisah ketika aku tidak pernah memintamu menungguku padahal bisa saja permintaanmu itu akan engkau indahkan ketika aku memintanya kepadamu namun, aku mencintaimu atas dasar kesucian maka aku tidak akan mencintaimu untuk itu.
Hanya karena ingin mempersilahkan laki-laki shaleh lain untuk meminangmu. bukankah kesucian yang aku inginkan? Jika demikian, maka lebih baik engkau menikah kepada laki-laki yang telah siap meminangmu tanpa harus membuatmu menunggunya demi membantu memelihara kesucianmu dengan pernikahan.
Atau bisa jadi, engkau bosan karena terlalu lama menungguku untuk mengatakan sebuah ungkapan-ungkapan indah kepadamu. Padahal, bisa saja aku mneyatakan itu untuk menyenangkan hatimu. Namun, Diam adalah caraku mencintaimu karenaNya. Berharap hal itu lebih memelihara kesucian hatiku dan hatimu setelahnya.
Aku mencintaimu dalam keimanan berharap agar dapat menjaga rasa malu dan memelihara kesucian hatimu. Inilah caraku mencintaimu karenaNYa diam dan tak pernah terucap hingga di ujung lidah yang lunak, bahkan sampai tak pernah terlukiskan oleh aktifitasku yang dapat engkau lihat.
Semoga Allah memaafkanku ketika bersalah…
Diambil dari notes: Ifalosofy “the tenderness is a beauty”
cerminan yang nulis ini mah...mantap..lanjutkan
BalasHapuswewwww... terhura eh terharu bacana oge wkwkwkkw
BalasHapusdasyat bah ^^
anonim: hahah...ya begitulah
BalasHapuscit: heheh..masa sihhhhhhh...