Sabtu, 23 April 2011
HAKEKAT CINTA
Rasa cinta menjadi satu identitas yang selalu melekat dalam kehidupan para makhlukNya. Tanpa diundang, cinta hadir dan menyapa siapa saja. Membenamkan segala syak wasangka menjadi satu alunan dendang irama. Saking dahsyatnya, banyak orang terlena dan salah mendefinisikan arti cinta.
Sebagai seorang muslim, ketika kita mencintai saudara seiman, cinta tersebut tidaklah ternoda oleh kecenderungan-kecenderungan duniawi atau hasrat-hasrat yang tersembunyi. Mutlak merupakan cinta persaudaraan sejati yang kemurniaannya memancar dari cahaya petunjuk Islam. Hal itu dapat membangun ikatan-ikatan yang menghubungkan seorang muslim dengan saudaranya, tanpa memandang ras, warna kulit dan bahasa. Hanya dipersatukan oleh keimanan kepada Allah semata.
Persaudaraan karena iman merupakan persaudaraan terkuat antara hati dan pikiran. Tidak mengherankan bahwa persaudaraaan unik ini, menghasilkan buah-buah cinta yang sangat lembut, murni dan abadi. Islam menyebutnya “cinta hanya kepada Allah”, dimana muslim menemukan manisnya iman. Ada sebuah hadits yang berbunyi:
Tiga hal yang siapa mampu mencapainya, akan merasakan manisnya iman: jika Allah dan rasulNya lebih ia cintai dari yang lain; jika ia membenci kekafiran, setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia benci jatuh dalam api neraka. (muttafaqun ‘alaih).
Cinta hanya karena Allah dan bukan karena sesuatu yang lain dalam kehidupan yang penuh dengan ketamakan, hasrat dan kepentingan, adalah sangat sulit, dan tak seorang pun dapat mencapainya, kecuali orang yang memiliki kesucian hati, karena baginya dunia bukan apa-apa, jika dibandingkan dengan keridhaan Allah Swt. Prinsip yang demikian akan membawa berkah berupa anugerah yang tak terhingga dari Allah Swt.
Nabi Saw, sendiri melihat dan memahami begitu luar biasanya potensi dari cinta. Kekuatannya dapat mempersatukan umat manusia menjadi satu kumpulan masyarakat. Bahkan beliau tidak pernah melewatkan waktu tanpa menganjurkan cinta.
Anas ra. Berkata, bahwa seseorang bersama Nabi Saw. Ketika orang lain lewat. Orang pertama berkata:” Ya Rasulullah, sungguh aku mencintai orang ini”. Nabi saw bertanya kepadanya, “ sudahkah engkau memberitahunya?” Ia berkata, “belum”. Nabi bersabda, katakan kepadanya, Ia mengejar dan mengatakan kepadanya, “ sesungguhnya aku mencintaimu hanya karena Allah.” Dan orang tersebut menjawab, “ semoga Allah mencintai orang yang mencintai orang yang mencintaiku hanya karenaNya.
Dalam sebuah riwayat lain oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah ra. Nabi SAW bersabda:
“ Demi Dzat yang jiwaku berada ditanganNya, engkau tidak akan masuk surga, sehingga engkau beriman, sehingga engkau saling mencintai. Bolehkah kukatakan kepadamu, yang jika engkau melakukannya, engkau akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian”. ( HR. Muslim).
Dalam pandangan Rasulullah Saw, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengurangi kebencian, kecemburuan dan permusuhan dari hati manuasia, kecuali persaudaraan sejati, yang didasarkan pada cinta, persahabatan dan saling saling memberikan nasehat. Sehingga beliau mengajak muslim untuk menebarkan salam di antara saudara-saudara mereka, sehingga akan membuka hati mereka untuk saling mencintai dan bertemu dalam kondisi yang baik. (HI)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
cinta kepada Allah s.w.t. adalah cinta abadi, kita pasti takkan kecewa
BalasHapusbetul ukt... cinta kpd allah adalah cinta yg tak pernah kecewA
BalasHapus