Masih tetap di pohon itu aku menunggu
Bersama lelah yang kubawa
dari pencarian ilmu yang membuat pikiranku berputar
menyelami dunia dengan seribu tanda Tanya
menangkap satu nurani menggapai cita
mencari jalan keluar dari yang namanya labirin akademik
hujan mengguyur memapahku
untuk bersembunyi dibalik rintikan
entah sampai kapan pekikan hujan ini
menyingkirkan para pejalan kaki
yang berlarian diujung seberang jalan itu
tak tahu pasti,
sore itu akhirnya waktu terasa lama
menunggu si pembawa lelah
datang menghampiri didepan muka
rasanya cukup badan ini menanti
bus..bus.. datanglah kemari
tak apalah ku bayar dengan dolar
agar engkau datang cepat menghampiri
tak apalah kuberdiri bersama peluh penumpang lain
karena lelahku sudah diujung batas
yap.. penantianku selama satu jam
akhirnya klimaks
seperti kuduga seperti kusangka
penjejalan manusia didalam sebuah Bus kecil
berdiri membawa badan si lelah
pegangan tangan memegang diri akan menanti
nafas-nafas keletihan sang buruh pabrik
nafas-nafas keletihan sang kuli bangunan
nafas-nafas keletihan sang pegawai kantor
nafas-nafas keletihan sang pedagang
nafas-nafas keletihan sang tukang parkir
nafas-nafas keletihan sang guru
nafas-nafas keletihan sang anak sekolah
nafas-nafas keletihan sang mahasiswa
seolah menyatu dengan deru mesin bus kecil ini
ditemani dengan hawa panas udara
yang menguap dari sisa pembakaran tubuh mereka
ingin rasanya mata ini memejamkan sedetik saja
menunda hati dalam sebuah bongkahan es
ohhhh…dingin, dan segar
sampailah pada titik akhir
untuk tujuan yang paling dirindu
yaitu sebuah rumah cinta
dan waktu itu pun
hanya bisa tersenyum
menghadapi sore itu
walau cibiran halus tetap terasa dalam bibir ini
~harrys~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar