About

Selasa, 14 Juni 2011

Kebaikan Orang Tua Vs Balasan Kita


Saat kita berusia 1 tahun, orang tua kita memandikan dan merawat kita. Sebagai balasannya, kita malah menangis di tengah malam.
Saat kita berusia 2 tahun, orang tua mengajari kita berjalan. sebagai balasannya, kita malah kabur ketika orang tua kita memanggil.
Saat kita berusia 3 tahun, orang tua memasakan makanan kesukaaan kita. Sebagai balasannya, kita malah menumpahkannya.
Saat kita berusia 4 tahun, orang tua memberi kita pensil berwarna. Sebagai balasannya, kita malah mencoret-coret dinding dengan pensil tersebut.
Saat kita berusia 5 tahun, orang tua membelikan kita baju yang bagus-bagus. Sebagai balasannya, kita malah mengotorinya dengan bermain Lumpur.
Saat kita berusia 10 tahun, orang tua membayar mahal-mahal uang sekolah dan uang les kita. Sebagai balasannya, kita malah malas-malasan bahkan bolos.
Saat kita berusia 11 tahun, orang tua mengantarkan kita ke mana-mana. Sebagai balasannya, kita malah tidak mengucapkan salam ketika keluar rumah.
Saat kita berusia 12 tahun, orang tua mengizinkan kita menonnton di bioskop dan acara lain di luar rumah bersama teman-teman kita. Sebagai balasannya, kita malah meminta orang tua duduk di barisan lain, terpisah dari kita dan teman-teman.
Saat kita berusia 13 tahun, orang tua membayar biaya kemah, biaya pramuka, dan biaya liburan kita. Sebagai balasannya, kita malah tidak memberi kabar ketika kita berada di luar rumah.
Saat kita berusia 14 tahun, orang tua pulang kerja dan ingin memeluk kita. Sebagai balasannya, kita malah menolak dan mengeluh, “Papa, Mama, aku sudah besar!”
Saat kita berusia 17 tahun, orang tua sedang menunggu telepon yang penting. sementara kita malah asyik menelepon teman-teman kita yang sama sekali tidak penting.

Saat kita berusia 18 tahun, orang tua menangis terharu ketika kita lulus SMA. Sebagai balasannya, kita malah berpesta semalaman dan baru pulang keesokan harinya.
Saat kita berusia 19 tahun, orang tua membayar uang kuliah kita dan mengantar kita ke kampus pada hari pertama. Sebagai balasannya, kita malah meminta mereka berhenti jauh-jauh dari gerbang kampus dan menghardik, “Papa, Mama, aku malu! Aku kan sudah gede!”
Saat kita berusia 22 tahun, orang tua memeluk kita dengan haru ketika kita diwisuda. Sebagai balasannya, kita malah bertanya kepadanya, “Papa, Mama, mana hadiahnya? Katanya mau membeli aku ini dan itu!”
Saat kita berusia 23 tahun, orang tua membelikan sebuah barang yang kita idam-idamkan. Sebagai balasannya, kita malah mencela,”Duh! Kalau mau beli apa-apa untuk aku, bilang-bilang dong! Aku kan gak suka model seperti ini!”
Saat kita berusia 29 tahun, orang tua membantu membiayai pernikahan kita. Sebagai balasannya, kita malah pindah keluar kota, meninggalkan mereka, dan menghubungi mereka hanya dua kali setahun.
Saat kita berusia 30 tahun, orang tua memberi tahu kita bagaimana cara merawat bayi. Sebagai balasannya, kita malah berkata, “Papa, Mama, zaman sekarang sudah beda. Nggak perlu lagi dengan cara-cara seperti itu”.
Saat kita berusia 40 tahun, orang tua sakit-sakitan dan membutuhkan perawatan. Sebagai balasannya, kita malah beralasan, “Papa, Mama, aku sudah berkeluarga. Aku punya tanggung jawab terhadap keluargaku”.
Dan entah kata-kata apalagi yang pernah kita ucapkan kepada orang tua kita…

(Ippho)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar