About

Sabtu, 18 Juni 2011

SEBUAH KEPUTUSAN




Banyak diantara kita tidak yakin ketika akan mengambil keputusan, sehingga gelisah, bingung, dan ragu menyelimuti hati. Akhirnya, dia selalu berada dalam keadaan tertekan dan pusing berkepanjangan. Adalah kewajiban seorang hamba untuk selalu bermusyawarah atau beristikharah kepada Allah. Kemudian merenung sebentar, setelah itu. Jika kemudian dia merasakan ada sesuatu yang menurutnya paling tepat, majulah dan jangan ragu-ragu. Sekarang, bulatkan tekad, tawakal, dan mantapkan hati, agar hidup ragu-ragu dan bimbang cepat berakhir.

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imran:159)

Sebenarnya, dalam menghadapi sebuah permasalahn tidak perlu sikap ragu. Masalah apapun harus dihadapi dengan tekad yang bulat dan kuat. Sebab, keberanian dan kepemimpinan itu tampak ketika dalam pengambilan keputusan.

Sikap ragu-ragu adalah ketidakberesan dalam melihat sebuah permasalahn, semangat yang loyo, ketidakbulatan takad, kegigihan yang tak tertata, dan perjalanan yang terhambat. Ragu-ragu adalah penyakit yang tidak ada obatnya kecuali dengan ketekadan, perbuatan, dan keteguhan hati. Banyak kasus yang menjelaskan bahwa keputusan-keputusan kecil dan permasalahan-permasalahn sepele harus maju mundur tak pernah selesai selama bertahun-tahun. Dalam hal ini bisa diterka bahwa faktor orangnyalah yang harus dibenahi. Mereka selalu ragu dan tidak punya keteguhan hati untuk mengambil keputusan, yang bisa jadi karena faktor dalam dirinya atau faktor luar. Mereka memberi jalan kepada kegagalan utnuk menyatu dengan jiwa mereka, dan ternyata berhasil.

Yang harus dilakukan setelah mempelajari kenyataan adalah memikirkan permasalahan itu, bertukar pendapat dengan orang yang bijaksana dan berpengalaman, beristikharah kepada Rabb alam semesta, berjalan ke depan menghadapi masalah, menyelesaikan yang sudah ada di depan mata terlebih dahulu.(latahzan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar