Tak terlalu muluk cita kita
ketika memulai proses pernikahan dulu. Bahwa proses yang begitu cepat
menghantarkan kita kedalam sebuah cerita yang ingin semua orang bangun yaitu
sebuah Pernikahan yang suci. Dan kala itu, kita hanya ingin agar kesucian diri
dan agama kita terjaga dengan sempurna. Ketika niat yang kuat pada diri kita
untuk secepatnya terlaksana cita itu, maka Allah senantiasa memberikan semua
kemudahannya. Itulah kesederhanaan niat,
karena yang sederhana memang lebih bertenaga. Tetapi kita tak ingin
kesederhanaan yang biasa-biasa saja. Kita ingin kesederhanaan yang istimewa dan
mempesona.
Maka kesederhanaan itu senantiasa
dibalut dengan berbagai rasa syukur. Keberkahan rumah tangga yang tiada kira
tatkala rasa syukur tersemai setiap waktu. Menuai ikhlas berumah tangga tatkala Allah memberikan
rintangan yang begitu besar. Menghadirkan Allah dalam kehangatan segala
aktivitas kita.
Tetapi selalu harus ada
nilai-nilai agung dalam kesederhanaan. Maka, selamat berumah tangga sederhana
dan selamat belajar nilai-nilai yang akan menggantungkan kesederhanaan kita
diufuk Maha Tinggi. Kesederhanaan cinta yang penuh pengorbanan. Kesederhanaan
cinta yang penuh perjuangan. Kesederhanaan cinta yang penuh kesabaran. Seperti
puisi Supardi Djoko Damono yang sering kita kutip dahulu, aku ingin mencintaimu dengan sederhana....
@SAF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar